SENGKALAN
YANG TERDAPAT PADA NASKAH-NASKAH JAWA DALAM KATALOG NENCY RADYAPUSTAKA
Sebuah tinjauan kodikologi
Oleh: Khotimatu Aminah
Butir-butir
mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau yang sampai kepada kita sebagai
warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat didalam berbagai cerita
rakyat yang masih diturunkan dari mulut ke mulut yang kini telah banyak direkam
di dalam berbagai tulisan. Disamping itu, ada warisan budaya yang lain berupa
naskah yang bermacam-macam bentuk dan ragamnya, yang tersebar di seluruh
Indonesia dan yang ditulis dalam berbagai bahasa daerah dan huruf.(Kodikologi
Melayu di Indonesia, 1994:1). Sebagai pewaris kebudayaan tentunya kita berhak
mempelajari tentang ilmu pernaskahan baik dari segi fisik maupun isi dari
naskah.
Pada
umumnya kodikologi atau ilmu pernaskahan ingin mempelajari seluk-beluk semua
aspek pernaskahan antara lain bahan, umur, tempat penulisan, dan perkiraan
penulis naskah (Baried, 1985:55). Dalam penelitian kali ini kami akan meninjau
naskah dari segi fisik yang menjadi inti lahan penggarapan ilmu pernaskahan
atau kodikologi. Lebih khususnya kami meneliti katalog Nency yang terdapat pada
museum Radyapustaka. Sebuah tinjauan kodikologis yang memfokuskan pada kolofon
pada bagian sengkalan. Mengapa sengkalan yang terdapat pada katalog naskah
perlu diteliti? Apa manfaat dari
penelitian ini? Bagaimana bentuk dan hasil dari penelitian ini?
Seiring
dengan perkembangan jaman, perhatian generasi muda pada warisan luhur nenek
moyang kita yang berupa naskah ini semakin memudar. Hal ini dipengaruhi oleh
arus globalisasi yang sulit untuk dibendung. Pengaruh dari luar sangatlah
besar, tetapi pertahanan dari dalam tidak begitu kuat. Sehingga membuat kondisi
budaya Indonesia menjadi semakin rentan. Dengan semakin bebasnya media masa,
maka bisa kita manfaatkan untuk menggali informasi agar masyarakat pada
umumnya, pelajar, mahasiswa, dan partisipan kebudayaan bisa semakin mudah untuk
mempelajari dan mengambil informasi untuk penelitian yang lebih lanjut. Ketika
kita ingin meneliti sebuah naskah di Radyapustaka, maka langkah utama yang kita
lakukan adalah membaca katalog untuk memilih naskah yang akan kita pelajari.
Bagaimanakah jika kita ingin mengetahui
naskah
yang berkolofon khususnya yang memuat tahun pembuatan atau penyalinan naskah? Untuk
memudahkan kita mengetahui tahun pembuatan atau penyalinan naskah, terdapat salah satu cara yaitu dengan mencari
nomor naskah yang memuat sengkalan di dalam katalog. Untuk itu kami perlu
meneliti sengkalan yang terdapat pada naskah Jawa di katalog Nancy Radyapustaka.
Pada
penelitian ini kami mengumpulkan data secara manual dengan meneliti satu
persatu nomor naskah dan membaca sekilas keterangan yang ada, untuk menemukan
sengkalan. Tandanya kita bisa menemukan sebuah sengkalan apabila kita menemukan
sebuah kalimat yang setiap kata-nya mengandung arti angka. Biasanya satu
kalimat mengandung empat kata. Dengan begitu jika kata-kata tersebut
digabungkan maka kita dapat mengetahui angka tahun pembuatan atau penyalinan
naskah dengan cara membacanya dari belakang. Misalnya, “song song gora candra”
song(9) song(9) gora(7) candra(1) artinya angka pembuatan atu penyalinan naskah
tersebut yaitu pada tahun 1799 Jawa.
Didalam
katalog Nency Radyapustaka kami menemukan sebanyak 92 naskah Jawa yang memuat
sengkalan. Adapun nomor naskah, judul serat, dan sengkalannya dapat kita lihat
sebagai berikut:
1.
RP2.Serat
Sangkala Kadhaton=Serat Babad Sangkala(tri[3]sapta[9]swaraning[7]janmi[1]),
2.
RP4.3 Serat Suluk Gontor(janma[1]catur[4]pandhita[7]tunggal[1]),
3.
RP5.Serat
Ambiya(buja[2]muluk[0]murtining[8]rat[1]),
4.
RP7.Serat
Manikmaya(gunung[7]obahing[6]pitung[7]nagara[1]),
5.
RP9.Serat
Babad Prambanan(sarananipun[2]gunaning[3]nayaka[8]buda[1]),
6.
RP9B.Serat Babad Galuh: Pustaka Ajisaka(nembah[2]luhur[0]ngesthi[8]tuhu[1]),
7.
RP12.Serat Nitik Warni-Warni(nembah[2]muluk[0]kang sarira[8]tunggal[1]),
8.
RP15.Serat
Pararaton: Ken Angrok(wisaya[3]guna[3]bayuning[8]wong[1]),
9.
RP21B.Serat Babad Mataram: Sultan Ngalaga dumugi: Pejahipun Trunajaya=Serat
Babad Mataram(sengkeranira[8]dipangga[8]girining[7]ratu[1]),
10.
RP24.0.Serat Babad Mantawis Kaliyan Serat Babad Pakunegaran(guna[3]pandhita[7ratu[1]),
11.
RP24.2.Serat(trusing[9]sapta[7]punika
obahing[6]ratu[1]),
12.
RP31.4.Pemut Dhatengipun Tuan Ratman Dandles Prasman(buta[5]mantri[3]pandhita[7]ratu[1]),
13.
RP33.Serat Babad Kartasura Bibar Pacina dumugi Surakarta Jumenenganipun
Ingkang Sinuhun Pakubuwana kaping III(nir[0]liman[8]nunggang[7]jagad[1]),
14.
RP43.Serat Babad Giyanti dumugi Prayut=Babad ing Ngayugya(rasa[6]suci[4]pandhita[7]ing
bumi[1]),
15.
RP44.1.Serat Babad Sinuhun Swargi Ngayugya kang Kapisan=Babad
Ngayogyakarta=Babad Giyanti Paliyan Nagari, Damelan Ngayogyakarta(trus[9]nawa[9]pandhiteng[7]rat[1]),
16.
RP44.4.Serat Wuwulang-dalem Ingkang Sinuhun[Kangjeng Sultan] Kapisan(candraning[1]putra[1]sabdaning[7]ratu[1]),
17.
RP44.5.Ngrengngreng Pustaka Jatisusena: Ingkang Kagungan Bandara Raden Riya Danusmara(sarira[8]tunggal[1]manggaleng[8]narendra[1])’
18.
RP.45.Serat Babad Ngayogya Sultan Mangkubmi sampun Jumeneng Ngayogya, Nomer
I=Serat Pustaka Raja ing Ngayogya I=Babad Betawi(putra[1]dadi[4]kasudarma
munggeng[7]ngarsa[1]),
19.
RP48.Ngrengreng Serat Babad SurakartaI-II-III(timbalannya[7]narpasiwi[1]murtining[8]nungswa
jawi[1]),
20.
RP49.Serat Babad Ngayogya Geger Sepehi(trus[9]mantra[3]sapteng[7]wong[1]),
21.
RP50.Serat Babad Bedhahipun Karaton Ngayogyakarta(ngesthi[8]trus[9]swaraning[7]rat[1]),
22.
RP54.Serat Babad Pakubuwana ingkang kaping VI(sirna[0]sat[6]bebayeng[8]janma[1]),
23.
RP56.Serat Babon Babad Madura=Serat Babad Madura(temen[1]trus[9]pandhita[7]aji[1]),
24.
RP58.Serat Nitik Bayunan(tyas[1]suci[4]kaesthi[8]luhung[1]),
25.
RP59.Serat Babad Krama-dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana
kaping Sanga ing Nagari Surakarta Hadiningrat: Awit Panyengker dumugi Ngaben
Sima(dadi[4]trus[9]sabdanireng[7]ratu[1]),
26.
RP64.Serat Sajarah Urun Wijining Karaton: Wiwit Ki Ageng Tarub Peputra Rara
Nawangsih Kagarwa Raden Bondhankajawan, dumugi Kangjeng Gusti Pangeran Adipati
Harya Mangkunagara ingkang kaping IV Peputra Kangjeng Ratu Pakubuwana,
Prameswari-dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Pakubuwana ingkang kaping
Sadasa(dadi[4]suci[4]samadyaning[8]bumi[1]),
27.
RP74A.Serat Raja Kapa-Kapa(nembah[2]muksa[0]pandhita aji[7+1]maharjeng
Surakarta[1]),
28.
RP98.1.Serat Panitisastra(nata[1]suci[4]pangesthi[8]aji[1]),
29.
RP105.1.Serat Darmasunya(naya[2]marta[4]maharsi[7]manekung[1]),
30.
RP105.2.Serat Sana Sunu Tandhanagaran(sapta[7]catur[4]swareng[7]janmi[1]),
31.
RP105.3.Serat Sajarah ingkang Jumeneng ing Tanah Jawi(tingaling[2]wong[1]angesthi[8]tunggal[1]),
32.
RP106.Serat Sewaka(naga[8]suci[4]sapta[7]buwanane[1]),
33.
RP106B.1.Serat Tatamangulun=Serat Mas Nganten(trusing[9]tingal[2]nayakanira[8]srinata[1]),
34.
RP106B.2.Serat Margawirya(rasa[6]karasa[6]ujaring[7]janmi[1]),
35.
RP106B.4.Serat Jekrek(paksa[2]gora[7]swareng[7]janma[1]),
36.
RP108.1.Serat Wulang Putra(buta[5]muksa[0]ngesthi[8]nata[1]),
37.
RP108.2.Serat Jayengsastra(janma[1]swara[7]sasanga[9]anembah kalih[2]),
38.
RP108.7.Serat Wasita Dyah Utama(obahing[6]para wanodya[1]esthining[8]driya
utama{1]),
39.
RP109.Serat Wirawiyata(aji[1]trustha[9]mulang[7]punggawa[1]),
40.
RP110.2.Serat Weddhaprana(madya[8]pandhawa[5]slira[8]ji[1]),
41.
RP110.3.Serat Panalongsa(madyeng[8]marga[5]slira[8]tunggal[1]),
42.
RP110.5.Serat Iber-Iber(brahamanasta[8]pandhawa[5]sarira[8]tunggil[1]),
43.
RP110.6.Serat Weddharaha(trusan[9]rong[9]sapteng[7]lebu[1]),
44.
RP 110.8.Serat Jaka Lodhang(wiku[7]sapta[7]ngesthi[8]ratu[1]),
45.
RP111.Serat Atmawiyata(jana[1]sikil[1]ngesthi[8]ing Gusti[1]),
46.
RP112.Serat Piwulang Niti Wasita=Serat Niti Wasita(kapti[1]nguswa
murtining[8]kanang[1]rat[1]),
47.
RP142.Serat Babad Sam Kok,Jilid III(sirna[0]dwi[2]esthi[8]atma[1]),
48.
RP144.Serat Babad Sam Kok,Jilid V(janma[1]tri[3]mangesthi[8]tunggal[1]),
49.
RP196A.Serat Pustaka Raja kano(peksa[2]sembah[2]srira[8]dhewe[1]),
50.
RP198.Serat Ajipamasa(janma[1]trus[9]kaswareng[7]bumi[1]),
51.
RP198B.1.Serat Ajipamasa(guna[3]nir[0]turonggo[8]tunggal[1]),
52.
RP198C.Serat Witaradya(nembah[2]trus[9]sukaning[7]kapti[1]),
53.
RP199A.Serat Pustaka Raja Weddha Sekar Macapat: Serat Dharmapunggung=Serat Sri
Maha Punggung(tan[0]pantara[0]ngesthi[8]tyas[1]),
54.
RP201.Serat Panji Paniba(rasa[6]tan[0]ngesthi[8]kalbu[1]),
55.
RP203.Serat Panji Ngreni(sapta[7]nir[0]bujonggeng[8]ngaji[1]),
56.
RP205.Serat Panji Jayalengkara(tiga[3]ditya[5]ardining[7]rat[1]),
57.
RP210.Serat Pranacitra(brama[3]retu[6]swara[7]tunggil[1]),
58.
Rp211.Serat Jaka pangasih(tata[5]trus[9]sapteng[7]rat[1]),
59.
RP215.2.Serat Jongka Mangkunegaran(tri[3]nir[0]dirada[8]ratu[1]),
60.
RP215.3.Serat Laksita Candra Raja(gusti[1]mulat[2]slira[8]ji[1]),
61.
RP215.5.Serat Hangnyabrata(mulat[2]karna[2]ngesthi[8]sunu[1]),
62.
RP230.Serat Katuranggan Kapal(turongga[7]musna[0]retuning[6]bumi[1]),
63.
RP240.Serat Ong Ilaheng=Serat Turuning Jawata=[Serat Murwakala](rasa[6]karasa[6]ujaring[7]jalmi[1]),
64.
RP266.Pakem Gedhog: Lampahan Kandhihawan=Serat Kalasurya(muja[7]nenga[0]ngesthi[8]condra[1]),
65.
RP267.Pakem Gedhog: Lampahan Subrata Krama(sribit[2]miyarsa[2]murtining[8]candrama[1]),
66.
RP268.Pakem Gedhog Ongka 6: Lampahan Subrata Sumawita(1827)(nis[0]ngembara[2?]suwita[8]ji[1]),
67.
RP269.Pakem Gedhog Ongka: Lampahan Resi Gathayu(putra[1]kombul[0]madeg[8]aji[1]),
68.
RP270.Pakem Gedhog: Lampahan Alap-Alapan Dyah Ragil Pergiwongsa ing
Jenggala=Lampahan Teja Angkara(puja[7]myat[3]ngesthi[8]tondha[1]),
69.
RP271.Serat Damarwulan(lawang[9]terus[9]pandhita[7]ji[1]),
70.
RP272.Kekawin Ramayana(trus[9]sah[0]saptaning[7]sang raja[1]),
71.
RP273.Kekawin Ramayana=Rama Kawi Sekar Ageng(jalaniddhi[4]boja[2]groaning[7]rat[1]),
72.
RP276.Kekawin Bratayuda(rasa[6]trus[9]sabdeng[7]nata[1]),
73.
RP283.Serat Kunjarakarna(trustha[9]tri[3]murtining[8]ngatunggal[1]),
74.
RP284.Serat Smaradana(ngrasa[6]dadi[4]bujangga[8]di[1]),
75.
RP285.Serat Cariyos Sewu Satunggal Dalu(trus[9]rasa[6]sabdeng[7]nata[1]),
76.
RP315A.Serat Centhini(atata[5]resi[7]apan amulang[7]janma[1]),
77.
RP315B.Serat Centhini(manis[6]terus[9]swara[7]tuggal[1]),
78.
RP324.1.Serat Centhini Jalalen(trining[3]guna[3]swaraning[7]rat[1]),
79.
RP324.2.Serat Jatiswara(jati[6]tunggal[1]swara[7]raja[1]),
80.
RP328.Serat Bustam(Sapta[7]mantra[3]maharsi[7]nabi[1]),
81.
RP329.Suluk Sampurnaning Janmi(sang
siswa[1]manembah[2]ngesthi[8]tunggal[1]),
82.
RP332.Serat Suluk Warna-Warni(gati[5]kula[1]ngesthi[8]rama[1]),
83.
RP333.Serat Suluk Warni-Warni Wirid Syattariyah(mantra[3]trus[9]swara[7]tunggal[1]),
84.
RP338.Serat Jayengbaya(trustha[9]traping[5]sambawa,sabda[7]sadu[1]),
85.
RP344.Serat Pandhita Raib(mangsa[6]dra[6]ngandika[7]nabi[1]),
86.
RP346.Serat Nawawi, Serat Nitipraja, tuwin Serat Carakabasa(sagaragni[3/4]rasaning[6]driya[1]),
87.
RP348.Serat Ngusulbiyah lan Sapanunggilanipun, Yasan-dalem Kangjeng Ratu Mas
Blitar(sagara[4]ponca[5]kawayang[6]ing rat[1]),
88.
RP349.Serat Yusup(tirta[4]ponca[5]rasaning[6]rat[1]),
89.
RP350.Serat Iskandar=Kadis Rasul Iskandar(tirta[4]ponca[5]rasaning[6]rat[1]),
90.
RP353B.Serat Menak Purwakondha tuwin Serat Rama Jarwa(sirneng[0]naga[8]sabdaning[7]aji[1]),
91.
RP355.Serat Rengganis(bumi[1]sapta[7]wayang[6]naga[8]),
92.
RP366.Serat Pakempalan Warni-Warni: Mangunsuwiryan(bahni[3]maha[1][a]stra[5]candra[1]),
Surakarta, 07 Juni 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar