rahayu !
wahai jiwa setiap hati pasti akan luruh
dengan sendirinya, ketika ia merasakan kekecewaan yang mendalam, teriris oleh
tajamnya pisau merobek harapan-harapan yang telah terancang semenjak pertama
kali getaran dahsyat itu menampakkan dirinya. luka terlanjur menganga, diterpa
dinginnya angin, dicobak cabik oleh sunyinya semesta. ia merasa dicampakkan.
entah mulai kapan keping darah akan memperbaiki daging pembungkus luka itu.
jika penyair sempat menyapamu dengan ucapan bahwa: hanya yang pernah terluka
oleh kejamnya cinta yang dapat merangkai kata-kata bijak nan arkhais. aku tak
pernah berani menanggapinya, meskipun begitu aku masih bisa merasakannya.
getirnya hati, dunia ikut merasakannya. luka memang tak mudah diajak angin
untuk berlari, walau hanya sekedar mengelilingi kota kecil di tempat yang
sunyi. ujarnya, ia belum sanggup untuk sekedar menegakkan kakinya, walaupun
angin telah memberikan saparuh sayapnya. namun tetap saja hati bukanlah kapas,
yang mudah membawa tubuhnya bertaburan tanpa lelah. jika memang ada bagian yang
terkikis oleh kejamnya sayatan itu, mungkin akan runtuh sendiri bersama
bayang-bayang semu yang ketika matahari menenggelamkan awaknya, bayangan itu
akan musnah sendiri dan esok tak akan muncul lagi.
post by khotimatul aminah